ALLAH TIDAK INGIN KITA MENDERITA
Berawal dari sebuah pertanyaan, mengapa
Allah kelihatannya membiarkan orang lain sakit hati,
sakit fisik, miskin, dianiaya orang lain dan sebagainya, padahal
Dia Maha Pengatur Segalanya yang ada di alam ini.
Kenapa Dia tidak segera mengubahnya?
Mungkin ini pertanyaan sebagian dari kita yang merasa putus dari rahmat
Nya, merasa ditinggal
Allah, merasa doanya nggak terjawab, merasa diperlakukan nggak adil dan sebagainya.
HATI-HATI dengan anggapan seperti ini, karena dengan anggapan seperti ini sudah mengurangi kadar keimanan kepada
Nya.
SEKARANG, mari kita mulai untuk latihan
khusnudzdzon kepada
Allah, apa sih yang salah dari kita, atau keluarga kita?
Allah tidak ingin kita menderita
Semua penderitaan kita pasti ada sebabnya, bisa muncul dari kita sendiri, orang tua atau orang-orang yang menjadi tanggung jawab kita baik istri maupun anak.
Maka jika itu terjadi, seluruh anggota keluarga akan merasakannya. Untuk menghindari itu semua,
Allah dah pesen sama kita,
Quu anfusakum wa ahliikum naaraa
(jagalah diri dan keluarganya dari api neraka),
artinya jika ada api neraka menyala di lingkungan kleuarga kita, maka seluruh anggota keluarga akan ikut juga.merasakannya.
HATI-HATI dengan apa yang terjadi pada keluarga kita sendiri. Mereka bisa menyeret kita jadi durhaka kepada
Allah, melalaikan kita dari beribadah, membuat kita nggak peduli pada larangan
Allah. Dan keluarga kitalah yang akhirnya menjerumuskan kita ke neraka
Nya, itulah bagian dari fitnah yang
Allah sampaikan dalam
Al Qur’an.
Fitnah ini lebih kejam dari pembunuhan, wah sadis ya ?
gini saja, orang tua yang memiliki anaknya berzina sekali saja, maka rasa malu, kecewa dan menyesal akan terasakan sampai mati, bahkan setelah matipun jika anaknya tidak mampu bertaubat akan membuat orang tua menderita di alam sana.
Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Bagi orang tua, mestinya memberi contoh yang baik bagi anak-anaknya, dalam berkata,bertingkah laku, beribadah, mencari ilmu, dalam hubungannya dengan tetangga dan sebagainya.
Jika orang tua nggak mampu memberi contoh yang pantas untuk anaknya, berarti orang tua seperti belum siap memiliki generasi yang sholeh dan sholehah, belum menginginkan anak yang mampu “
mikul dhuwur mendhem jero” artinya siap untuk disengsarakan oleh anak-anaknya. Maka perbanyaklah istighfar, agar dimudahkan kita dalam mendidik keluarga kita, perbanyak doa
rabanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinaa qurratu a’yun waj alnaa lil muttaqiina imaa maa
Agar
Allah berkenan membuat pasangan hidup dan anak kita menjadi orang yang menyenangkan hati saat bertemu dan agar Dia menjadikan anak-anak kita menjadi imam/pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.
Bagi anak, mestinya tidak menjadikan alasan ketika orang tua berperilaku tidak pantas dan enggan beribadah. Setelah dia mampu berpikir, tentunya tidak boleh mengikuti perilaku orang tuanya yang nggk semestinya, karena sudah mampu membuat pertimbangan logis dalam memilih suatu perbuatan yang layak dan nggak layak diikuti.
Maka dari itu, Anda punya kewajiban untuk menyelamatkan keluarga Anda sendiri agar mereka mendapat petunjuk dari
Allah.
Perbanyaklah memohonkan ampun orang tua agar dosa dan khilaf mereka diganti dengan kebaikan, selain itu perbanyaklah doa
rabbighfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shoghiiraa.
Disaat Anda mampu berbuat sesuatu untuk menyelamatkan orang tua Anda, Anda sudah termasuk anak yang sholeh.
Untuk itu marilah kita perbaiki hubungan dengan
Allah dengan khusnudzdan kepada
Nya. Kita bisa khusnudzdzn kepada
Nya saat kita benar-benar mengenal
Nya. Semoga
Allah memberi hidayah kita semua. Amiin.